Senin, 26 Juli 2010

CINTA

Aku bukan orang yg open minded, maka satu-satunya cara aku berbagi hanya melalui tulisan ini.

Cinta itu indah kata orang
.
Tapi buat aku cinta itu rumit. Serumit bermain rubik kalo kita gak tau rumusnya.
Aku Depresi. Seiring perjalanan hidupku aku tumbuh sbg anak yg broken home. Jelas aku depresi. Pemarah dan Kesepian. Aku gak suka bergabung dengan kelompok besar. Aku lebih nyaman sendiri. Mengerjakan segala sesuatu melalui imajinasi. Itu sebabnya aku gak punya banyak teman utk berbagi. Smua yg ada di otakku bergabung menjadi satu dan akhirnya aku depresi. Aku benci dengan orang yang meninggalkan aku, mama, dan kakakku itu. Bahkan skalipun saat ini aku punya pacar, aku slalu takut utk ditinggalkan. Aku trauma. Apalagi dlm beberapa waktu terakhir ini, ada beberapa cerita yg tadinya aku gak tau, tp akhirnya setelah aku brusaha mencari tau, akhirnya aku mendapatkan beberapa informasi yg membuat aku sangat kecewa. Jelas ini menyangkut cerita-cerita masa lalu juga.
Terkadang aku menyesal dengan kehidupanku ini.
Pacar aku, org yg sangat dekat dengan aku, aku slalu menumpahkan sgala prasaanku ke dia, sedih, marah, senang. Karena depresiku ini, mungkin prasaannya berkurang. Kemungkinan terburuknya, dia tidak akan mencintai aku lagi nantinya.
 

Aku baru tau knapa sifatku sangat buruk, ternyata aku depresi. Aku tau karna banyak anak-anak lain yang merasakan seperti ini juga. Aku mempelajari karakter mereka dan itu ada dlm diri aku. Kenapa harus ada cinta, kalau bukan untuk slamanya saling memiliki. Dan kenapa cinta itu ada, jika pada akhirnya cinta itu akan pergi, dan kita kehilangan.

Aku slalu mencari cara utk menghentikan depresi ini dan mencari cara agar prasaan sakitku hilang. Pernah juga aku berfikir ingin mati saja utk sekedar tau berapa banyak org yg perduli terhadapku. Tapi aku sadar, slama ini aku hanya menyakiti diriku sendiri. Akhir-akhir ini aku berfikir sebenarnya bukan keadaan yg harus berubah, tapi kita yang harus berubah. Buat apa mencaci maki seseorang yg sebenarnya cuma manusia biasa. Manusia yg punya kekurangan. Aku yakin pasti dalam hidupnya dia juga diliputi rasa bersalah dan penyesalan yg mendalam. Aku yakin bahwa sebenernya dia juga memikirkan aku, dan menyayangi aku. Aku yakin kepergiannya itu beralasan. dan kesalahannya itu karna khilaf. Sekali lagi, dia cuma manusia biasa. Dan betapa dewasanya jika aku bisa memaafkannya. Tapi aku memang benar-benar memaafkannya. Aku tidak membencinya lagi dan berhenti menyalahkan dirinya atas kehidupanku yg skarang.

Jika orang tua tidak lagi memberi perhatian terhadapmu, maka jadilah orang tua untuk dirimu sendiri. Ketika kita bisa menjadi anak yang baik, berprestasi dan membanggakan maka kita akan menjadi anak yg hebat, bahkan lebih hebat dari anak yang tidak broken home skalipun. Allah sangat menyayangi kita, karna kita lebih spesial di mata Tuhan dibanding yg lain. Biarlah cerita-cerita buruk itu hanya menjadi buruk pada saat itu. Jagalah nama baikmu dan harga diri kluargamu sebaik-baiknya. Jangan habiskan hidupmu dengan kesedihan dan kekecewaan yg mendalam, hidup ini sangat singkat. Jika orang yg kamu harapkan tidak bisa membahagiakanmu, maka carilah kebahagiaanmu sendiri. Tentu saja dengan hal-hal yg positif. Dan satu lagi, belajar memaafkan itu penting :)

"titik balik dalam proses tumbuh dewasa adalah saat kau menemukan kekuatan inti dalam dirimu yang mengatasi semua rasa sakit -max lerner-"

_reta07

2 komentar:

  1. tata.... T.T jgn bunuh diri ya.... seburuk apapun masalah qta jgn sampai nyerah...

    qta pasti mampu ngadepin masalah, jgn sampe lupa sama ALLAH SWT tpnya....

    Lof u, fren...

    BalasHapus
  2. kan aku nulisnya "pernah" berfikir seperti itu ann...
    hehe
    insyaAllah skarang dah gak gitu lagi.
    Amin dah. Namanya juga usaha. :P

    BalasHapus